2 tahun yang lalu, sebagai mahasiswa baru, saya jelas kaget waktu tahu teman sekelas saya adalah seorang yang cukup umur. Sebut aja si ibu.
waktu seminar (semacam pengenalan/orientasi), si ibu tidak hadir. tapi dia hadir di hari pertama saya kuliah.
yaaa.. hari pertama itu diisi dengan pengenalan diri masing-masing mahasiswa.
beberapa teman saya mengenalkan diri dan rata-rata semua bekerja (saya ambil kelas reguler sore, biasanya memang untuk karyawan). tapi lain ketika si ibu maju ke depan kemudian mengenalkan dirinya. dia bilang begini :
"miss.. pakai bahasa indonesia atau english?" dengan logat medannya.
(maaf. kebetulan si ibu asli medan jadi logatnya masih lumayan kental)
"yaa up to you.." sahut si dosen
"yaa oke oke.." katanya sambil tersenyum.
"emmhh my name is ***** br *****. i am a house wife"
hening 5 detik
"apalagi yaa..??" tanyanya ke dirinya
"apalagi miss,kira-kira??? ahahahahahah"
itu kira-kira yang bisa saya ingat ketika pertama kali dia membuka suara.
saat dia tertawa, dia sering (secara tidak langsung) menertawakan dirinya sendiri karena dia pikir dia masih kurang dalam berbahasa inggris dibanding saya dan teman-teman yang lain. tapi kami tidak menghiraukan alasannya, yang ada ketika dia menertawakan dirinya sendiri kami ikut tertawa. bukan bermaksud mengejek, tapi kalau mnurut saya pribadi, tertawa si ibu tulus jadi saya sering ikut tertawa karenanya.
adalagi kejadian lain.
kali ini tidak tentang menertawai diri sendiri. tapi mengenai kerelaan, keikhlasan, atau... yaa apalah itu, anda menyebutnya
beberapa bulan yang lalu.. (saya lupa tepatnya)
kami sekelas diberikan tugas untuk menjadi guide. yaa, karena satupun dari kami samasekali tidak punya pengalaman guiding, jadi dosen kami -yang kebetulan sebagai junior tour guide- mengusulkan agar kami pergi ke salah satu museum di daerah jakarta pusat dan bertemu dengan temannya -yang juga tour guide-.
singkatnya, kami selesai diberikan pengetahuan dasar sbg guide kemudian tiba saat untuk pulang.
seperti halnya turis yang memakai jasa guide, maka kami memberikan tip kepada guide tsb.
setelah kami mengumpulkan tip, terakhir si ibu mengeluarkan selembar uang seratus ribuan. beberapa dari kami melihatnya. jelas kami kaget! karena uang yang kami kumpulkan jauh jumlahnya dari uang yang ia keluarkan.
spontan sy -sambil bercanda- menghampirinya,
"Ibu.. kok banyak banget??!"
teman saya yang juga kebetulan melihat,nimbrung. "Iya,Ibu, nanti rugi"
Si ibu menjawab
"Aahhh.. Kalian.. kenapa harus pusing-pusing mikirin uang?! Itu Tuhan yang kasih. Kalian bilang begitu sama saja doakan aku rugi tauk! Doakan saja, saya untung terus. hahahhaha"
Apapun yang ia katakan, pasti selalu ditutupnya dengan tertawa.
Tawa tulus dari hati. Bukan ingin menertawai atau menyakiti hati.
Ini memang sering terjadi kepada setiap orang, pada waktu atau keadaan yang sama. tapi apa kita benar-benar bisa berbesar hati seperti si ibu,
apalagi setelah kami dan si ibu tahu bahwa minggu berikutnya dosen kami berkata,
"tour guide yg kalian temui kemarin, kalian hanya cukup membayar DUA PULUH RIBU rupiah."
No comments:
Post a Comment